Menyadarkan !! Menangkap Harus juga Melestarikan Populasi Ikan Bujuk di Perairan Riau


Channa Lucius adalah Ikan Bujuk yang satu Genus dengan ikan Gabus, Ikan Toman yang Merupakan termasuk kedalam satu family yaitu Family Channidae Ordo Perciformes. Channa Lucius ini setiap daerah beda penamaannya seperti di sumatera orang menyebutnya, ikan ubi (Malasya), ikan runtuk (Kalimantan), trey kanh chorn chey (Kamboja). Ikan yang memiliki panjang tubuh 40 cm, bentuk badannya yang memanjang yang terbentuk berca-bercak gelap yang terpisah dan dapat menghirup udara dari atmosfer karena memiliki insang tambahan. Ikan bujuk barangkali belum begitu dikenal luas masyarakat. Meski satu Genus dengan ikan channa, namun ikan bujuk tidak sepopuler ikan gabus.

Habitat ikan bujuk di Indonesia hanya di temukan di perairan tergenang (Lotik) seperti di daerah Kalimantan dan Sumatera. Untuk Sumatera, habitat ikan bujuk hanya di Danau Singkarak, Rawa Banjiran, Batang Hari dan Danau Arang-Arang Jambi.

Images : Ikan Bujuk
Ikan Bujuk yang sedang mengalami penurunan populasi, sangat memprihatikan bagi peniliti perikanan karena ikan ini juga memiliki toleransi yang luas terhadap Perubahan Kwalitas air. Seperti Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau yang Pada saat Melaksanakan Praktikum Lapangan tentang Koleksi, Foto dan Pengawetan ikan yang dilakasanakan pada tanggal 25 Mei 2014 di Waduk Faperika Universitas Riau Para praktikan yang turun langsung ke periaran tersebut hanya menemukan satu species ikan bujuk yang tertangkap oleh jaring yang dengan metoda penangkapan secara langsung. Namun ada juga yang praktikum lapangan selain di waduk FAPERIKA Universitas riau yaitu berlokasi di Sungai Tarai, Perairan Eko Hospital, Sungai Air Hitam. Namun praktikan dan asisten yang beradai di perairan tersbut tidak juga menemukan species ikan Bujuk tersebut.

Ikan bujuk yang tertangkap di perairan sekaitar waduk FAPERIKA Universitas Riau tersbut langsung di pindahkan dalam wadah yang sesuai dengan kondisi air yang sudah di uji kwalitas airnya pengujian yang berupa suhu, PH air, kecerahan dan kedalaman air di perairan waduk FAPERIKA tersebut. Ikan tersebut di bawa ke Laboraturium Biologi Perairan FAPERIKA yang dimana Pengasuh Lab dan sekaligus Penanggung Jawab Mata Kuliah Ikhtiologi yaitu DR. Ir. CHAIDIR P. PULUNGAN MS untuk di Identifikasi dan di foto untuk di jadikan koleksi Foto sampel ikan keluarga Channa. Kemudian ikan tersebut di masukan kedalam aquariun untuk dijadikan sampel ikan yang mengalami penurunan populasinya.

Ikan bujuk ini Juga banyak di dapat di Danau Singkarak namun sudah mengalami kepenuhan akibat dari penangkapan yang secara berlebihan. Namun dari beberapa Universtas yang basic Budidaya Perikanan mencanangkan Konservasi “Domestikan Ikan Bujuk” Karena itu, jika dilakukan domestikasi (pengadopsian hewan dari kehidupan liar ke dalam lingkungan kehidupan sehari-hari manusia), dapat meningkatkan populasi ikan bujuk.

“Berdasarkan kajian terhadap genetik, reproduksi, pola kebiasaan makanan dan habitat hidup ikan bujuk, maka ikan ini punya peluang tinggi untuk berhasil dilakukan domestikasi. Sebab, ikan ini punya toleransi yang luas terhadap perubahan kualitas air,”

Untuk menghindari punahnya spesies ikan bujuk karena penangkapan oleh masyarakat dan alih fungsi lahan Perlu konservasi seperti domestikasi, pengelolaan penangkapan ikan bujuk, pengembangan suaka perikanan ikan bujuk berbasis masyarakat lokal yang di taja Oleh Badan Penilitian dan Pengambangan yang satu Korps dengan Kementrian Perikanan dan Kelautan.

Seperti pengembangan kawasan konservasi lubuk larangan di Nagari Barung-Barung Balantai, Pesisir Seatan, yang dimana menjadi prestasi tersendiri dari konservasi ikan garing yang patut dicontoh untuk konservasi ikan bujuk. Adapun model pengelolaan suaka perikanan yang lebih efektif saat ini ada bidang menajemen Yaitu, perpaduan pengelolaan antara pemerintah dan masyarakat. “Model ini sudah berhasil dilakukan di Rawa Banjiran, Danau Ulak Lia Kabupaten Musi Banyuasin, Lebung Karangan dan Teluk Rasau Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan dan Danau Arang-Arang di Jambi,” jelasnya. 

Maka pengembangan yang sekarang harus di galakkan oleh pihak universitas yang memeiliki Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan di Jurusan Budidaya Perikanan terutama untuk Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau harus gencar meniliti pengembangan tentang pembenihan dan pegembangan Ikan, dan jangan terlalu mendominan pengembangan budidaya yang beraspek produksi atau pembesaran ikan, sementara untuk bidang pembenihan dan pengembangan komoditas unggulan bernilai ekonomis yang hidup liar, masih terabaikan, akibat dari itu adalah keanekaragaman hayati dan sumber daya ikan terdegradasi.

Penelitian ini di katakan sangat penting, karena kita perlu meneliti tentang variasi genetik dan biologi reproduksi ikan yang sangat digemari banyak negara seperti India, Malaysia, China dan Thailand. Kalau domestikasi ini bisa dilaksanakan dengan baik, dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan demi memajukan sekotor perikanan budidaya yang ada di Indonesia.

Artikel dikirimkan Oleh : 
KHAIRUL MUKMIN LUBIS
Lahir 26 Maret 1995
Alamat : Pekanbaru, Riau
Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Jurusan Ilmu Kelautan angkatan 2013 
0877 9396 7400
Facebook : Khairul Mukmin Lubis

0 Komentar untuk "Menyadarkan !! Menangkap Harus juga Melestarikan Populasi Ikan Bujuk di Perairan Riau"

Back To Top